Cerita Lucu

JULIBER-HUMOR

DEMAM FACEBOOK

Seorang kakek menghampiri cucunya yang sedang sibuk mengutak-atik handphone.

Kakek: Cu, dari tadi kakek melihatmu ketawa-ketiwi. Kamu kenapa, Cu?

Cucu: Iya, Kek. Aku baru aja punya facebook. (Sambil tetap sibuk dan tidak memedulikan si kakek.)

Kakek: Memangnya facebook bisa bikin ketawa-ketiwi ya, Cu?

Cucu: Iya, Kek!

Kakek: Wah, kebetulan. Cu, tolong belikan facebook buat kakek. Kakek lagi suntuk nih ….

Cucu: ????

CINCINNYA LUNAS

Sepasang kakek dan nenek duduk berdua di taman untuk merayakan ulang tahun pernikahan mereka yang ke-50.

Nenek: Apa hadiahmu buatku, Kek?

Kakek: Ini, Nek (sambil memberikan sebuah cicin). Cincin ini sekarang resmi menjadi milikmu.

Nenek: Lho? ini khan cincin pernikahan kita yang hilang dulu?!

Kakek: Iya, Nek. Cicilannya sudah lunas hari ini.

No Smoking

Meskipun sudah tahu di dalam ruangan “department store” itu dilarang merokok, Rudi yang mahasiswa itu terus mengisap rokoknya dengan nikmat.

“Maaf, Mas, rokoknya!” tegur seorang pramuniaga sambil menunjuk tulisan “No Smoking” di dinding.

“Lho, kenapa? Bukankah tulisan itu artinya ‘Selamat Datang’?” jawab Rudi berlagak bodoh.

Dilarang Berjualan

Seorang pedagang kaki lima menjajakan dagangannya di pinggir jalan sebuah kota besar. Tanpa sadar, dia beristirahat di bawah papan yang bertuliskan: “Pedagang Kaki Lima Dilarang Berjualan di Sini”.

Selang beberapa waktu, petugas keamanan lingkungan menghampiri dan menegurnya, “Hei, Pak, lihat papan itu (sambil menunjuk papan yang terpampang tepat di atasnya). Bapak dilarang berjualan di sini. Bapak bisa kena denda!!”

Dengan tenang pedagang itu menjawab, “Lho Pak, kenapa saya dikenakan denda kalau saya sebenarnya tidak melakukan kesalahan. Bapak yang harus memerhatikan tulisan di papan itu. Di situ khan tertulis pedagang kaki lima. Sedangkan saya kan hanya pedagang yang kakinya dua!!”

Dilarang parkir di sini

Seorang pendeta dari sebuah jemaat menjumpai kesukaran dengan tempat parkir yang telah disediakan untuk dirinya di halaman gereja. Agaknya para pengunjung gereja menggunakan tempat parkirnya seenaknya sendiri, walaupun dengan jelas ada tanda, bahwa tempat itu memang sudah disediakan untuk orang lain.

Pendeta itu mengira bahwa tandanya kurang jelas sehingga ia minta ditambahkan, “Disediakan untuk pendeta”. Namun kenyataannya adalah bahwa pengunjung gereja masih memparkir kendaraannya di tempat itu juga. Mungkin diperlukan tanda yang lebih tegas lagi, pikir sang pendeta Kemudian ia mengubah, “Tuhan menyediakan tempat ini untuk hambaNya”. Namun hal inipun tidak membuahkan sesuatu yang diharapkan.
Akhirnya setelah merasa kesal, ia mempunyai suatu ide yang bagus. Hasilnya adalah, bahwa sejak dipasang tanda yang terakhir itu, Tidak ada seorang pun yang memparkir mobilnya di tempat pendeta itu. Tandanya berbunyi, “Siapa yang memparkir mobilnya di tempat ini diharuskan berkhotbah pada hari Minggu berikutnya”.
———————————————————————————–
Golongan darah Yesus

Sebuah percakapan setelah selesai suatu kebaktian. “Tahukah kamu golongan darah Yesus?”
“Tak mungkin ada yang tahu. Kamu tahu?”
“Ya, golongan darahNya ‘O'”
“Bagaimana kamu tahu?” “Kan ada di Kidung Jemaat no. 36, ‘O, darah Tuhanku’.”

———————————————————————–
Bagaimana saya bisa masuk sorga?

Seorang guru Sekolah Minggu bertanya pada anak-anak. “Bila Saya menjual rumah dan mobil saya, dan menjual semua barang milik Saya dan memberikannya ke gereja, apakah saya akan masuk Sorga?”
“TIDAK!” jawab anak-anak itu.
“Bila saya membersihkan gereja setiap hari,memangkas rumput di halamannya, dan membersihkan serta merapikan semuanya, apakah saya akan masuk Sorga?” Lagi, jawabnya adalah, “TIDAK”.
“Baik, bila saya menyayangi semua binatang dan memberikan permen pada semua anak dan mengasihi isteri saya, apakah saya akan masuk Sorga?” Lagi, mereka semua menjawab, “TIDAK!”
Jadi, bagaimana saya bisa masuk Sorga?”
Seorang anak lima tahun berteriak, “ANDA HARUS MATI!”
—————————————————————-
Jalan ke sorga

Seorang pendeta tiba di suatu kota kecil untuk melakukan suatu pelayanan disana. Ia perlu mengeposkan sebuah surat, maka ketika ia melihat si kecil Johny ia bertanya pada anak itu di mana kantor pos.
Setelah anak itu menunjukkannya, pendeta itu menyatakan Terimakasih dan berkata, “Kalau kamu dapat datang ke gereja sore ini, kamu akan mendengarkan aku memberitahukan pada semua orang jalan menuju sorga.”
Johny menjawab, “Bagaimana bapak tahu jalan ke sorga, sedang jalan ke kantor pos pun tidak tahu.”
—————————————————————————
Bukakan pintu bagiku

Pada suatu hari seorang pendeta melakukan kunjungan pada jemaatnya. Semuanya berjalan lancar sampai ketika ia tiba di suatu rumah. Jelas ada orang didalam, namun ketika ia mengetuk pintu, tak ada orang yang membukakannya.
Akhirnya ia mengambil kartu namanya dan menuliskan sebuah catatan:
“Wahyu 3:20–Lihat, Aku berdiri di muka pintu dan mengetok; jikalau ada orang yang mendengar suara-Ku dan membukakan pintu, Aku akan masuk mendapatkannya dan Aku makan bersama-sama dengan dia, dan ia bersama-sama dengan Aku.”
Ia menyelipkan kartu itu di bawah pintu.

Keesokan harinya, ketika ia sedang menghitung persembahan ia mendapatkan sebuah kartu nama di kantung persembahan, di situ ada catatan: “Kejadian 3:10–Ketika aku mendengar, bahwa Engkau ada dalam taman ini, aku menjadi takut, karena aku telanjang.”

Tinggalkan komentar